Kamis, 17 Mei 2012

Dakwah itu Indah


"Untukmu Yang Bergerak di Jalan Dakwah"



·
Jalan dakwah tidak ditaburi bunga-bunga yang harum baunya, tetapi merupakan jalan yang panjang dan penuh kesulitan. Sebab, antara yang haq dan yang batil ada pertentangan nyata. Dakwah memerlukan kesabaran dan ketekunan dalam memikul beban berat. Dakwah memerlukan kemurahan hati, kedermawanan dan pengorbanan tanpa mengharap hasil yang segera, tanpa putus asa dan putus harapan. Yang diperlukan ialah usaha dan kerja yang terus menerus dan hasilnya terserah kepada Allah, sesuai waktu yang dikehendaki-Nya. Mungkin aktifis dakwah tidak melihat hasil dan buah dakwah di dalam hidup dunia ini. Kita hanya diperintah beramal dan berikhtiar, tidak diperintah melihat hasil dan buahnya.


Sebaliknya, aktifis dakwah di jalan Allah akan menemui berbagai gangguan dan penyiksaan dari golongan taghut serta musuh-musuh Allah yang ingin menghapuskan mereka, memusnahkan dakwah mereka, atau menghalangi mereka dari jalan Allah. Itu adalah persoalan biasa yang telah berulang kali terjadi di masa silam dan akan terus terjadi di masa yang akan datang. Semuanya didorong oleh ketakutan para taghut. Mereka takut kekuasaannya yang berdiri di atas kebathilan akan musnah jika yang haq bangun dan bergerak menghapus kebathilan.

 

Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Kami melontarkan yang haq kepada yang bathil, lalu yang haq itu menghancurkannya, maka serta merta yang bathil itu lenyap." (QS. Al-Anbiya' : 18)

Dalam menggalakkan terkaman dan cengkraman kuku besi mereka ke atas dakwah al-haq dan para pendukungnya, mereka terlebih dulu akan menciptakan berbagai tuduhan yang keji dan penuh kedustaan. Tuduhan-tuduhan jahat dan dusta itu kemudian dilemparkan kepada para pendukung dakwah. Mereka gambarkan kepada manusia bahwa para pendukung dakwah itu adalah musuh bangsa dan rakyat, supaya orang-orang bangun menentang mereka seperti apa yang dilakukan oleh Fir'aun dan para pembesarnya terhadap Musa.

Firman Allah:
"Dan berkatalah Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir ia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi" (QS. Al-Mukmin : 26)

Demikianlah sikap Fir'aun, pembesar dan pengikutnya baik Fir'aun kuno maupun Fir'aun modern. Nabi Musa dituduh sebagai perusak dan Fir'aun dianggap sebagai pembela bangsa dan pemelihara kepentingannya.
[Sumber: Fiqhud Dakwah, karya Syaikh Mustafa Masyhur]



Hendra Budiono
Ketum PK KAMMi IAIN SU

Semangat Muslim Negarawan



Mendahsyatkan Semangat Kaderisasi





“…dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap TOTALITAS. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama dakwah dan dakwah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang-orang yang duduk. Lalu Allah SWT akan menganti mereka dengan generasi yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban berat dakwah ini…”
(Hasan Al-Bana)

Assalaamu’alaykum warahmatullah wabarakaatuh…
Bagaimana kabar ruhiyahmu… Akhi wa ukhti fillah…???
MANTAP…!!!!
LUAR BIASA…!!!
ALLAHU AKBAR..!!!!
Mengawali penyemangat dengan tulisan Hasan Al-Bana, TOTALITAS. Ya, dalam melakukan kaderisasi kita butuh totalitas yang tinggi. Melakukan segalanya dengan TOTAL. Tidak setengah hati atau dengan semangat yang sekadarnya saja. Bahkan, jika kalian hanya duduk dan bersantai sia-sia, maka kalian akan tergantikan dengan orang-orang yang lebih baik, yang siap menjalankan amanahnya dengan TOTAL.

Akhi wa Ukhti….
Dalam sebuah artikel seorang aktivis dakwah mengatakan: “Full Spirit adalah KADERISASI dan KADERISASI adalah Full Spirit. Inilah yang harus kita pahami sebagai penerus estafet dakwah. Kader dakwah adalah yang senantiasa menebar virus-virus semangat, tak pernah letih dan henti menyemangati saudaranya, tak gentar barang sedetikpun dengan terpaan dan godaan melanda, karena kita adalah kader-kader dakwah, kader dakwah yang lebih memilih jalan yang licin dan terjal daripada jalan yang teduh dan lapang, demi tercapainya tujuan mulia kita, meraih keridhaan di sisi-Nya.”

Seperti perkataan Hasan al-Banna, “Ruhani yang menyala ibarat gardu listrik yang akan memberikan aliran listrik di sekitarnya.” Itulah ruhani yang seharusnya dimiliki oleh seorang aktivis dakwah dalam melakukan kaderisasi, membentuk kepribadian penerus estafet dakwah ini. Mengulas penjelasan sebelumnya bahwa kaderisasi harus dilakukan dengan TOTALITAS, FULL SPIRIT, dan dengan RUHANI yang MENYALA, agar dapat membentuk kader-kader dakwah yang unggul, yang siap meneruskan perjalanan dakwah ini.

“…kewajiban kalian sangat banyak, tanggung jawab kalian sangat besar, hak umat yang harus kalian tunaikan semakin berlipat, dan amanah yang terpikul di pundak semakin berat. Karena itu, kalian harus berpikir panjang, beramal banyak, menentukan sikap, maju untuk menjadi penyelamat, dan menunaikan hak-hak umat dari pemuda dengan sempurna.” (Risalah Hasan Al-Bana: Ilaa Asy-Syabaab)
Wahai para pejuang dakwah, tugas kita amat sangatlah berat, dakwah ini tidak pernah butuh orang-orang lemah dalam mengemban amanahnya. Sudah banyak saudara kita yang dulu dengan sabar membimbing dan tak hentinya menyemangati kita melewati masa-masa yang serba sulit diterpa cobaan mendera, kini mereka telah berjatuhan di jalan ini, tidakkah sekarang antum antunna lelah? Di depan sana cobaan akan jauh lebih berat dan bersiap menguji komitmen kita kembali.

Sekolah, tugas, ulangan, jangan dijadikan sebagai alasan atas macetnya alur kaderisasi yang antum dan antunna lakukan. Jadikan itu sebagai tantangan, karena semakin sibuknya kita, maka semakin kita akan menghargai waktu yang diberikan. Dan kesempatan untuk belajar manajemen waktu, tidak akan didapatkan kecuali oleh orang-orang yang setiap harinya disibukkan dengan banyak aktivitas. Bersyukurlah, karena kalian mendapatkan kesempatan emas itu. Wahai penerus risalah dakwah38.. “… jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.S Muhammad : 7)

“Tetapi, siapa yang akan kita kader??” “Bingung, SDMnya sangat sedikit.” Mungkin, masih banyak pertanyaan yang ada dalam benak kalian. Tetapi, janganlah kalian terjebak dalam masalah. Bepikirlah“Out of Box”. Jadilah problem solver, bukan sekadar problem thinker atau problem speaker. Jadikan masalah sebagai bahan bakar untuk memacu semangat kita untuk lebih bekerja keras, cerdas dan ikhlas dalam melakukan kaderisasi. Lihatlah semua peluang yang ada. Banyak adik-adik kelas kita yang sangat berpotensi untuk menjadi kader dakwah. Hanya saja kita belum menyadarinya. Oleh karena itu, bangkitlah wahai pejuang tangguh…!!!

“…dakwah berkembang di tangan orang-orang yang memiliki militansi, semangat juang yang tak pernah pudar. Ajaran yang mereka bawa bertahan melebihi usia mereka. Boleh jadi usia para mujahid pembawa misi dakwah tersebut tidak panjang, tetapi cita-cita, semangat dan ajaran yang mereka bawa tetap hidup sepeninggal mereka….” (Ust.Rahmat Abdullah)
Mengambil filosofi pohon pisang.”Takkan mati sebelum berbuah, takkan pergi sebelum beranak.”  Itulah yang harus ada dalam diri seorang aktivis dakwah. Selalu ada kontribusi dan selalu melakukan kaderisasi untuk membentuk pejuang dakwah selanjutnya. Menjadikan rekrutmen sebagai gaya hidupnya.

Wahai pelaku sejarah dakwah38… “sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain” (Q.S Al-Insyirah:6-7)
Kesulitan yang kalian hadapi adalah bayaran awal dari berbagai kemudahan yang akan kalian terima nanti. Rintangan dalam mengkader adalah batu loncatan kalian untuk menjadi lebih tangguh dalam dakwah ini. Senantiasa berdoalah kepada Allah setelah urusan dunia kalian selesai. Dan jangan lupa untuk mengisi ruhani dan tetap dalam tarbiyah. Karena tidak mungkin bagi seseorang yang ingin mengkader orang lain untuk masuk dalam barisan dakwah, tetapi ruhani dan tarbiyahnya rusak. Hatinya kosong tak bermuatan. Dan bagaimana mereka bisa menebarkan muatan-muatan dakwah kepada yang lain jika dirinya sendiri tidak memiliki muatan??
Tanamkan komitmen ini..

Jika ada seribu orang yang berjuang di jalan Allah maka salah satunya adalah akuJika ada seratus orang berjuang di jalan Allah maka salah satunya adalah akuJika ada sepuluh orang berjuang di jalan Allah maka salah satunya adalah akujika hanya ada satu orang yang berjuang di jalan Allah maka itu adalah akudan jika tidak ada satupun yang berjuang di jalan Allah maka syahidku di dalamnya.
“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.” (Ust. Rahmat Abdullah)
Dakwah tidaklah butuh kita tetapi kitalah yang butuh dakwah. Berdirilah akhi, berdirilah ukhti, ketika yang lain masih terduduk, berjalanlah ketika yang lain baru berdiri, dan larilah sekencang kuda perang ketika yang lain hendak berjalan. Itulah KADERISASI.



Hendra Budiono 
Ketum PK KAMMI IAIN SU   

Kamis, 12 April 2012

Gempa Aceh Semeulue 8,9 SR

APA KABAR SAUDARAKU YANG BARU SAJA DISAPA GEMPA 8,9 SR

Rabu, 11 April 2012 15:50 WIB


Gempa melanda Aceh 
Gempa berkekuatan 8,9 Skala Richter melanda Semeuleu, Aceh. Gempa ini terjadi pada 15.38 WIB.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, gempa ini berpotensi menimbulkan tsunami mengingat kedalaman pusat gempa hanya 10 kilometer.
Gempa ini terasa di Bengkulu, Lampung,  Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.


~~~~HIKMAH DIBALIK GEMPA BUMI~~~~
Jakarta .Setelah sempat ditutup akibat gempa besar berkekuatan 8,5 Skala Richter (SR), Bandara Lasikin yang berada di Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh sudah kembali bisa didarati. Dari pengecekan yang dilakukan di lapangan, semua fasilitas pendaratan yang ada di bandara tersebut normal dan bisa didarati kembali oleh pesawat.

"Sudah di-check runway dan gedung di Bandara Lasikin, semua normal. Ada retakan di over run, tapi karena gempa tahun lalu," terang Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Kamis (12/4/2012).

Bambang menambahkan, untuk pagi ini sudah ada satu pesawat jenis Cessna Caravan, milik maskapai Susi Air, rute Medan-Lasikin. Bandara Lasikin memiliki landasan sepanjang 1.400x30 meter, bandara ini sanggup didarati oleh pesawat jenis ATR 72-500 hingga Fokker 50.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan adanya kerusakan di Bandara Simeuleu. Kerusakan di bandara tersebut, menurut BNPB menyebabkan hambatan bagi akomodasi dari dan menuju daerah Simeuleu yang dinilai terkena dampak paling parah dari gempa tersebut.

"Barusan saya mendapat laporan bandara di Simeulue rusak. Tidak bisa untuk dilakukan pendaratan," tutur Kepala Pusat Informasi BNBP Sutopo Purwo di kantornya, Jl Juanda, Jakarta Pusat, Rabu (11/4).

Namun Sutopo belum mendapat informasi rinci mengenai kerusakan di bandara itu. Tim BNPB yang dipimpin langsung kepala Syamsul Maarif akan menempuh jalur lain supaya dapat segera mencapai Meulue dengan segera.

"Saat ini tim masih di pesawat, saya belum tahu nanti bagaimana," ujarnya.
___________________________________________

Saudaraku........
Demikianlah sekelumit berita yang tentunya tidak bisa mewakili keseluruhan tentang keadaan saudara-saudara kita yang kini berdomisili di ACEH,yang kemarin disapa GEMPA BUMI.
Perlu kita pahami bahwa semua musibah yang ada, itu adalah bagian dari takdir Illahi. Itu adalah sesuatu yang ditakdirkan sejak 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653)

Apa yang Allah takdirkan ini tak ada yang bisa mengelaknya. Dalam sebuah hadits disebutkan,

وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ

“Engkau harus tahu bahwa sesuatu yang ditakdirkan akan menimpamu, tidak mungkin luput darimu dan sesuatu yang ditakdirkan luput darimu, tidak mungkin menimpamu.” (HR. Abu Daud no. 4699, shahih)

Saudaraku..........
Lalu hikmah apa yang ada dibalik ujian ALLOH terhadap hambanya.?
Diantara hikmah yang dapat diperoleh karena datangnya ujian diantaranya adalah:

a) Digugurkan sebagian dosa-dosa nya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah rasa capek, rasa sakit (yang terus menerus), kekhawatiran, rasa sedih, gangguan, kesusahan yang menimpa seorang muslim sampai duri yang menusuknya kecuali Allah akan menghapus dosa-dosanya dengan musibah tersebut.” (HR. Bukhari no. 5641, Muslim no. 1792)

b) Diangkat derajatnya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ بِهَا دَرَجَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ خَطِيْئَةً

“Jika ada sebuah duri mengenai seorang mukmin atau musibah yang lebih besar dari itu maka Allah akan mengangkat derajatnya atau menggugurkan dosanya, dengan sebab musibah itu.” (HR. Muslim no.6507 )

c) Pertanda Allah mencintai dan menghendaki kebaikan baginya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

“Sesungguhnya besarnya balasan sebanding dengan beratnya ujian. Karena itu, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa ridha, maka Allah pun ridha. Dan barangsiapa murka, maka baginya murka Allah.” (HR. Tirmidzi no.2396, Syaikh Al-Albani berkata, “hasan shahih”, Maktabah Syamilah)

Coba kita perhatikan firman ALLOH yang ini:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raaf: 96).

Dari firman diatas tersirat bahwa kita perlu INTROPEKSI DIRI,kenapa MUSIBAH mendatangi kita.

Mari juga kita bantu saudara-saudara kita yang kini baru disapa GEMPA.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ

”Barangsiapa menolong saudaranya, maka Allah akan selalu menolongnya”(BUKHORI MUSLIM)

Demikian seklumit ulasan,semoga bermanfaat.
 
Ahmad Suyanto dan VIVANews
 

Selasa, 03 April 2012

Makna Pemimpin


KEPEMIMPINAN YANG HAKIKI

Makna Peminpin        
Dalam Islam pemimpin disebut dengan Khalifah. Khalifah (Ar.: Khaliifah adalah wakil, pengganti atau duta). Sedangkan secara itilah Khaliifah adalah orang yang bertugas menegakkan syariat Allah SWT , memimpin kaum muslimin untuk menyempurnakan penyebaran syariat Islam dan memberlakukan kepada seluruh kaum muslimin secara wajib, sebagai pengganti kepemimpinan Rasulullah SAW .
Dari pengertian diatas jelas bahwa pemimpin menurut pandangan Islam tidak hanya menjalankan roda pemerintahan begitu saja namun seorang pemimpin harus mewajibkan kepada rakyatnya untuk melaksanakan apa saja yang terdapat dalam syariat Islam walaupun bukan beragama Islam. Serta mempengaruhi rakyatnya untuk selalu mengikuti apa yang menjadi arahan dari seorang pemempin.
Sedangkan kepemempinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi perilaku seseorang, sehingga apa yang menjadi ajakan dan seruan pemimpin dapat dilaksanakan orang lain guna mencapai tujuan yang menjadi kesepakan antara pemimpin dengan rakyatnya.
Dalil Kepemimpinan
Semua ulama dan fuqaha dari generasi ke generasi sepakat bahwa untuk menjalankan sebuah roda pemerintahan atau khilafah merupakan kewajiban agama yang sangat agung. Mereka menggunakan argumentasi fundamental dan esensial yang dinukilkan langsung dari nash sharih al-Qur’an, al-Hadits dan kaidah-kaidah ushul fiqh.
Dalil al-Qur’an yang membahas tentang imamah (kepemimpinan) dapat ditelusuri dan dikaji sebagaimana yang difirmankan Allah SWT, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila mendapatkan hukum dan antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil,” (QS.An-Nisa:58).
Firman Allah SWT tersebut adalah perintah umum yang mencakup semua bentuk amanah. Agama adalah amanah dan syari’ah adalah amanah. Adapun hukum dan syari’ah adalah amanah. Dan seorang pemimpin yang melaksanakan syari’ah adalah amanah. Disinilah letak wajibnya memilih seorang khalifah atau pemimpin. Ibnu Jarir menegaskan bahwa asbabun nuzul (sebab-sebab turun ayat) QS. An-Nisaa:58 tersebut  adalah berkenaan dengan perintah wullatul amr (pemimpin yang sah) (sebab-sebab turun ayat) QS. An-Nisaa:58 tersebut  adalah berkenaan dengan perintah wullatul amr (pemimpin yang sah) Syaikhul Islam, Ibn Taymiyah berkata bahwa ayat tersebut merupakan kalam Allah yang sangat berharga dalam memberikan interpretasi tentang perlunya ketaatan dan kepatuhan terhadap pemerintahan sesuai dengan karakteristik negara Islam, sebagaimana yang difirmankan  oleh Allah SWT dalam ayat selanjutnya dari QS.al-Nisa’, ”Hai orang-orang  yang beriman, taatilah Allah SWT dan taatilah rasul-Nya dan ulil amr diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah SWT (al-Qur’an) dan rasul (al-Hadits) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik takwilnya ” (QS. Al-Nisa’:59).
Pembahasan tentang kepemimpinan yang bersumberkan pada dalil Hadits Nabi Muhammad SAW, cukuplah banyak diantaranya yang cukup populer adalah ”Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggungjawab atas kepemimpinannya, seorang imam adalah pemimpin dan ia bertanggungjawab atas kepemimpinannya. Seorang suami adalah pemimpin pada anggota keluarganya dan ia bertanggungjawab atas kepemimpinannya”. (HR. Buhori).
Tak kalah jelasnya adalah Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim yang artinya, ”Barangsiapa melepaskan tangan dari mentaati (imamnya), ia akan menemui Allah pada hari kiamat tanpa punya pembela bagi dirinya. Barangsiapa mati sedangkan dirinya tidak ada bai’at (kepada imam) maka ia mati dalam keadaan Jahiliyah” (HR. Muslim).
Hadits yang kedua ini yang dijadikan rujukan dan pedoman bagi sebagian umat  Islam yang mengikatkan diri dalam sebuah bai’at kepemimpinan. Sekalipun hal tersebut terkesan sangat dipaksakan dan mengada-ada yang berakibat pada penafian rasionalitas dan akal pikiran yang sehat.  Pemahaman yang kurang tepat terhadap Hadits tersebut berakibat pada pengkultusan kepemimpinan yang berlebihan. Bahkan melebihi kepada Tuhan dan Nabi-nya. Padahal Nabi sendiri telah mengingatkan umatnya untuk tidak mengkultuskan pemimpin. Karena dihadapan Allah SWT semua sama yang membedakan hanyalah kadar keimaman dan ketaqwaannya.
Prinsip Dasar Pemimpin
Impian dan harapan besar umat terhadap pemimpin, mengantarkan betapa penting dan berartinya peran seorang pemimpin dalam mendesain sebuah masyarakat, bangsa dan negara. Sejarah membuktikan, kejayaan dan keemasan sebuah bangsa  sangat ditentukan oleh kualitas dan kapasitas para pemimpinnya.
Islam memberikan dasar-dasar normatif dan filosofis tentang kepemimpinan yang bersifat komprehensip dan universal. Tidak hanya untuk umat Islam tapi juga untuk seluruh umat manusia. Prinsip-prinsip kepemimpinan dalam Islam adalah sebagai berikut; pertama, hikmah, ajaklah manusia ke jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan nasehat yang baik lagi bijaksana (QS. al-Nahl:125). Kedua, diskusi, jika ada perbedaan dan ketidaksamaan pandangan, maka seorang pemimpin menyelesaikan dengan diskusi dan bertukar pikiran (QS. al-Nahl:125).
Ketiga, qudwah, kepemimpinan menjadi efektif apabila dilakukan tidak hanya dengan nasihat tapi juga dengan ketauladanan yang baik dan bijaksana (QS. al-Ahdzab:21). Pepatah mengatakan, satu ketauladanan yang baik lebih utama dari seribu satu nasehat. Memang kesan dari sebuah keteladanan lebih melekat dan membekas dibanding hanya sekedar nasehat seorang pemimpin.
Keempat, musyawwarah, adalah suatu bentuk pelibatan seluruh komponen masyarakat secara proporsional dalam keikutsertaan dalam pengambilan sebuah keputusan atau kebijaksanaan  (QS. Ali Imran:159, QS. As-Syura:38). Dengan musyawwarah, maka tidak ada suatu permasalahan yang tak dapat diselesaikan. Tentu dengan prinsip-prinsip bilhikmah wamauidhatil khasanah yang harus dipegang teguh oleh setiap komponen pemerintah atau imamah.
Kelimaadl, tidak memihak pada salah satu pihak. Pemimpin yang berdiri pada semua kelompok dan golongan, (QS.al-Nisa’:58&135, QS. al-Maidah:8) Dalam memimpin pegangannya hanya pada kebenaran, shirathal mustaqim (jalan yang lurus). Timbangan dan ukurannya bersumber  pada al-Qur’an dan al-Hadits.  Kecintaannya hanya karena Allah dan kebencian pun hanya karena Allah. Hukum menjadi kuat tidak hanya saat berhadapan dengan orang lemah, tapi juga menjadi kuat saat berhadap-hadapan dengan orang kuat.
Keenam, kelembutan hati dan saling mendoakan. Kesuksesan dan keberhasilan Rasulallah dan para sahabat dalam memimpin umat, lebih banyak didukung oleh faktor performa pribadi Rasul dan para sahabat yang lembut hatinya, halus perangainya dan santun perkataannya. Maka Allah SWT menempatkan Muhammad Rasulallah sebagai rujukan dalam pembinaan mental dan moral sebagaimana firmannya, ”Laqad kana lakum fi Rasulillahi uswatun hasanah” (Sungguh ada pada diri Rasul suri tauladan yang baik), (QS. al-Ahdzab:21 dan al-Qalam:10).
Ketujuh, dari prinsip dasar kepemimpinan Islami adalah kebebasan berfikir, kreativitas dan berijtihad. Sungguh amat luar biasa, sepeninggal Rasulallah para sahabat dapat menunjukkan diri sebagai sosok pemimpin yang mandiri, kuat, kreatif dan fleksibel.
Kelembutan pribadi Abu Bakar (khalifah ke-1) tak menjadikan dirinya menjadi sosok pemimpin yang lemah, malah sebaliknya ia menjadi pemimpin yang kuat dan tangguh. Tak gentar menghadapi musuh-musuh Islam. Ketegasan beliau dibuktikan dengan kesungguhan memerangi para pemberontak, nabi palsu dan kaum yang tak mau membayar zakat.
Kebalikannya ketegaran Khalifah Umar bin Khattab (khalifah ke-2) akhirnya menjadi sosok yang lembut, sederhana dan bersahaja. Sekalipun ia seorang khalifah dan menyandang gelar amirul mu’minin, tak menjadikan kehidupan diri dan keluarganya berubah drastis, bergelimang  harta dan tahta atau menampilkan diri sebagai sosok pembesar yang suka ”petentang-petenteng” dan pamer kekuasaan.
Yang terjadi justru sebaliknya, Umar bin Khattab lebih menampakkan diri sebagai sosok  yang low profil high produc. Tak salah kiranya bila banyak rakyatnya dan pejabat negara lain yang terkecoh dengan penampilan fisiknya dan tak mengira bahwa yang berdiri dihadapannya adalah seorang khalifah yang disegani dan dicintai rakyatnya. 
Dua sosok pemimpin penerus Rasulallah yang berbeda karakter tersebut, disaat sama-sama diberi amanah untuk memimpin umat dan mengelola roda pemerintahan yang tampak adalah sosok pemimpin yang banyak dipengaruhi dan diwarnai oleh nilai-nilai al-Qur’an dan al-Hadits. Tidak  sebagai pemimpin yang dipengaruhi dan dikuasai oleh karakter  pribadi dan hawa nafsu.
Kedelapan, sinergis membangun kebersamaan. Mengoptimalkan sumber daya insani yang ada. Hebatnya Rasulullah salah satunya adalah kemampuan beliau dalam mensinergikan dan membangun kekuatan dan potensi yang dimiliki umatnya. Para sahabat dioptimalkan keberadaannya. Keberbedaan potensi yang dimiliki sahabat dan umat dikembangkan sedemikian rupa, sehingga menjadi pribadi-pribadi yang tangguh baik mental maupun spritualnya.
Berbagai misi kenegaraan dipercayakan Rasulallah kepada para sahabatnya seperti misi ke Habasyah, Yaman, Persia dan Rumawi.  Muncullah sosok-sosok sahabat seperti Abu Dzar Al-Ghifari, Mu’adz bin Jabal, Salman al-Farisi dan Amr bin Ash. Dalam usia yang relatif muda, mereka sudah memimpin berbagai ekspedisi kenegaraan dan berbagai pertempuran penting.

Syarat Pemimpin 
Prinsip dasar pemimpin tersebut sebagaimana yang digariskan dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi,  dalam perkembangannya mengalami perluasan arti dan pemahaman. Bahkan tak jarang mengalami pembiasan yang jauh dari prinsip dasar yang sesungguhnya. Hal ini tak lepas dari ”hiruk pikuk” kepentingan politik dan kepentingan kelompok atau  golongan.
Namun demikian bila ditarik batas merah pemikiran mereka, sesungguhnya ada kesamaan diantara para ulama dan fuqaha. Kesamaan itu lebih bersifat mayor dari pada  minor, yaitu;
Pertama, persyaratan yang bersifat fisik. Artinya, pemimpin harus memiliki fisik yang prima, sehat, dan kuat. Sebagai ikhtiar untuk mendukung tugas dan tanggungjawabnya. Sehingga mobilitasnya berjalan dengan normal, lancar dan tidak terganggu oleh  fisik.
Kedua, persyaratan yang bersifat mental dan spritual. Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki kualitas mental pribadi yang teruji seperti jujur, adil dan terpercaya. Ia sosok orang yang beriman dan bertaqwa.  Kualitas pengamalan agamanya tidak diragukan, dekat dengan Tuhannya dan dekat pula dengan sesamanya.  Hablum minallah dan hablum minannas sama-sama terjaga dengan baik..
Ketiga, persyaratan yang bersifat keahlian dan kemampuan. Maksudnya seorang pemimpin itu harus berilmu, berwawasan luas, cerdas, kompeten,  profesional dan bertanggungjawab.

Kesimpulan
Kepemimpinan dalam Islam menempati posisi yang sangat strategis. Karena kepemimpinan adalah sebuah instrumen untuk mencapai cita-cita luhur sebuah bangsa dan negara. Yaitu terwujudnya suatu bangsa yang ”baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” (bangsa yang baik, sejahtera dan dibawah lindungan Allah SWT). Oleh sebab itu, Islam menaruh perhatian yang cukup besar terhadap masalah kepemimpinan.
Besar dan beratnya tugas yang diemban seorang pemimpin, maka dipersyaratkan padanya sebuah persyaratan yang kompleks dan komprehensip, meliputi tiga persyaratan utama yaitu; (1) persyaratan fisik, (2) persyaratan mental-spritual, dan (3) persyaratan keahlian dan kemampuan.
Karakter kepemimpinan yang telah menunjukkan kesuksesan dan keberhasilan dan ini yang perlu dijadikan tauladan adalah karakter kepemimpinan para Nabi dan Rasul yaitu ; siddiq, amanah, fathanah dan tabligh. Empat karakter kepemimpinan ini yang perlu dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman dan waktu. Dan kemudian kita hendaknya lebih bijak dan selektif untuk mengharapkan terwujudnya kepemimpinan yang baik.
Semoga ini dapat menjadi pencerahan bagi kita para cendikawan Muda Islam, yang beberapa hari lagi akan melakukan Pesta demokrasi di kampus kita, Mari kita ciptakan Nuansa yang baik dan penuh dengan kejujuran dan dedikasi yang sempurna.

                                                                                                                        Nazmi Hidayat Sitorus
Mahasiswa PBA semester VI




Rabu, 15 Februari 2012

URGENSI TARBIYAH ISLAMIYAH

Dalam kehidupan pribadi atau masyarakat, pendidikan (tarbiyah) menududki posisi yang sangat penting. Sebab melalui proses pendidikan pribadi seorang dapat tumbuh dan berkembang secara baik, sesuai yang diharapkan. Tarbiyah dapat membentuk kepribadian seseorang selaras dengan nilai-nilai dan prinsip yang mendasarinya sehingga menjadi kepribadian yang sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai dan prinsip Islam.
Seseorang yang telah dididik dengan pola pendidikan Islam, sikap dan perilakunya akan merupakan refleksi total dari keutuhan dirinya yang telah tersibghah nilai-nilai Islam. Akibatnya integritas Islamnya kukuh dan gaya hidupnya Islami. Tidak akan terjadi split personality (kepribadian pecah) yang mengakibatkan seorang muslim kehilangan kepribadiannya dan terseret ke dalam arus gaya hidup yang lain.
Pendidikan Islam mengarahkan kehidupan seorang muslim berkembang dan terus semakin matang. Sikap, perilaku, dan gaya hidupnya bersifat spesifik islami yang berinteraksi secara posiif, baik internal maupun eksternal. Sehingga ia dapat memancarkan arus Islam si tengah-tengah lingkungannya. Ia menjadi manusia yang tangguh yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai arus kehidupan yang melandanya. Tegasnya ia menjadi muslim yang muttaqin.
ARTI PENTING TARBIYAH ISLAMIYAH
sBarangkali tidak akan ada yang menyangkal bahwa Muslim yang istiqomah dengan Islam atau dengan kata lain yang berpegang teguh pada din Allah merupakan modal dasar terbenuknya masyarakat Islam. Ia adalah batu bata yang dapat disusun menjadi bangunan. Semakin tinggi dan besar suatu bangunan maka semakin memerlukan batu bata yang kuat dan kukuh. Di sisi lain berpegang teguh dengan din Allah adalah dasar umum bagi penyelesaian krisis keimanan yang melanda kaum muslimin terutama para pemudanyya. Karena ittu peranan tarbiyah dalam upaya mengatai munculnya gejala krisis konfedensi di kalangan kaum muslimin yang diakibatkan oleh derasnya arus ghazwl fikri (perang pemikiran) semakin jelas. Secara ringkas urgensi dari tarbiyah Islamiyah ini terlihat jelas pada peranannya dalam kehidupan ini.

1. Membentuk generasi yang Islami
Pendidikan islami (tarbiyah Islamiyah) adalah satu-satunya cara terbaik dalam membentuk individu berkepribadian, masyarakat yang ideal dan peradaban kemanusiaan yang tinggi. Hubungan ketiga aspek tersebut saling terkait, karena terbentuknya masyarakat ideal. Sedangkan terbentuknya masyarakat ideal merupakan medium terbentunya peradabn kehidupan manusia yang tinggi.
Apabila ketiga aspek tersebut terwujud maka akan melahirkan kebaikan-kebaikan dan kebahagiaan hidup. Semua itu dapat diwujudkan melalui Tarbiyah Islamiyah.

2. Merupakan kebutuhan manusia
Manusia adalah makhluk Allah yang mempunyai insting, watak, dan kecenderungan yang berbeda-beda. Ada orang yang didalam kehidupannya dijajah oleh nafsu. Perilaku tersebut tidak ubahnya seperti binatang. Tetapi ada pula manusia yang mampu meningkatkan derajadnya ke tingkat yang paling tinggi. Namun ada juga manusia yang mengikuti kehendak syetan.
Jika manusia dibiarkan dengan kecenderungan dan watak masing-masing tanpa ada upaya pembentukan melalui media pendidikan yang sesuai dengan fitrah kejadiannya, niscaya panorama bumi akan diwarnai dengan kezaliman dan permusuhan.
Sehubungan dengan itu satu-satunya media untuk menyelamatkan manusia dari kenistaan dan jeratan konflik akibat adanya pertentangan ialah tarbiyah islamiyah yang menyeluruh terutama pembinaan iman dan keyakinan.

3. Tarbiyah Islamiyah adalah suatu kewajiban agama
Pendidikan islam adalah wajib, karena ia merupakan sarana terlaksananya kewajiban din yaitu ibadah. Ta’lim adalah bagian dari tarbiyah dan ibadah tidak sah tanpa mengetahui hokum dan syarat sahnya ibadah. Atas dasar tersebut Rasulullah SAW bersabda “ Menuntut ilmu itu ajib bagi setiap Muslim”.

Itulah beberapa bukti dan pertimbangan yang memastikan urgensi tarbiyah islamiyah salam kehidupan. Tetapi perlu kita sadari bahwa tanpa adanya tarbiyah yang terarah dan sistemik mustahil akan mencetak insan yang memiliki Syakhsiyah Islamiyah.

Selasa, 07 Februari 2012

KAMMI




Latar Belakang Berdirinya KAMMI

KAMMI muncul sebagai salah satu kekuatan alternatif Mahasiswa yang berbasis mahasiswa Muslim dengan mengambil momentum pada pelaksanaan Forum Silahturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FS-LDK) X se-Indonesia yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Acara ini dihadiri oleh 59 LDK yang berafiliasi dari 63 kampus (PTN-PTS) diseluruh Indonesia . Jumlah peserta keseluruhan kurang lebih 200 orang yang notabenenya para aktifis dakwah kampus. KAMMI lahir pada ahad tanggal 29 Maret 1998 PK.13.00 wib atau bertepatan dengan tanggal 1 Dzulhijah 1418 H yang dituangkan dalam naskah Deklarasi Malang.
KAMMI lahir didasari sebuah keprihatinan yang mendalam terhadap krisis nasional tahun 1998 yang melanda Indonesia. Krisis kepercayaan terutama pada sektor kepemimpinan telah membangkitkan kepekaan para pimpinan aktivis dakwah kampus di seluruh Indonesia yang saat itu berkumpul di UMM - Malang.

Dasar Kemunculan 
Adanya indikator yang mematikan potensi bangsa.
Urgensi Sebuah Tuntutan Reformasi
Adanya Kepentingan Umat Islam Untuk Segera Berbuat
Aksi Demontrasi dan Mimbar Bebas Semakin Menjamur.
Mahasiswa Islam Merupakan Elemen Sosial.
Suara Umat Islam Mulai Terabaikan.
Depolitisasi Kampus Memandulkan Peran Mahasiswa.


Pemilihan Nama

Pemilihan nama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia yang kemudian disingkat KAMMI yang berarti kesatuan mengandung makna atau memiliki konsekwensi pada beberapa hal yaitu :
  1. KAMMI adalah sebuah kekuatan terorganisir yang menghimpun berbagai elemen Mahasiswa Muslim baik perorangan maupun lembaga yang sepakat bekerja dalam format proyek gerakan bersama KAMMI.
  2. KAMMI adalah sebuah gerakan yang berorientasi kepada aksi real dan sistematis yang dilandasi gagasan konsepsional yang berdasar AL-Qur'an dan Sunnah mengenai reformasi dan pembentukan masyarakat Islami (berperadaban).
  3. Kekuatan inti KAMMI adalah kalangan mahasiswa pada berbagai stratanya yang memiliki komitmen perjuangan keislaman dan kebangsaan yang jelas dan benar.
  4. Visi gerakan KAMMI dilandasi pemahaman akan realitas bangsa Indonesia dengan berbagai kemajemukannya, sehingga KAMMI akan bekerja untuk kebaikan dan kemajuan bersama rakyat, bangsa dan tanah air Indonesia.
Status, Identitas Dan Peran
KAMMI adalah organisasi ekstra kampus yang menghimpun mahasiswa muslim seluruh Indonesia secara lintas sektoral, suku, ras dan golongan. KAMMI menghimpun segenap mahasiswa muslim Indonesia yang bersedia bekerjasama membangun negara dan bangsa Indonesia. KAMMI berperan sebagai wadah dan mitra bagi mahasiswa Indonesia yang ingin menegakkan keadilan dan kebenaran dalam wadah negara hukum Indonesia melalui tahapan pembangunan nasional yang sehat dan bertanggung jawab.
KAMMI mengambil peran sebagai mitra bagi masyarakat dalam upaya-upaya pembangunan masyarakat sipil, demokratisasi dan pembangunan kesatuan/persaudaraan ummat dan bangsa melalui pendampingan/advokasi sosial, kritisi/konstruktif terhadap kebijakan negara yang memarginalisasi masyarakat.
Perjalanan Kepengurusan
Kepengurusan pertama adalah periode al-akh Fahri Hamzah, yakni sejak Deklarasi sampai Muktamar I di Bekasi pada bulan November 1998. Periode ini memfokuskan aktivitasnya kepada aktualisasi jaringan nasional untuk mengambil peran historis secara heroik dalam proses reformasi di Indonesia, yakni dengan menggiatkan aksi secara simultan, merata, kontinyu, dan menegaskan komitmen reformasi yang jelas. Periode ini adalah masa launching ke hadapan publik dan positioning awal KAMMI sebagai elemen gerakan mahasiswa yang diharap selalu mengambil peran terdepan dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Periode kedua adalah masa al-akh Fitra Arsil, yang terpilih untuk menggantikan akh Fahri dalam Muktamar I dan menjalankan amanah sampai Muktamar II di Yogyakarta pada bulan November 2000. Periode ini memiliki tugas untuk secara serius menata infrastruktur organisasi KAMMI yang establish dan merancang sistem kaderisasi KAMMI yang lebih terstruktur. Juga melakukan berbagai aksi sosial dan kemanusiaan untuk ikut mengatasi beban rakyat yang ditimbulkan oleh krisis berkepanjangan.
Periode ketiga adalah masa al-akh Andi Rahmat yang terpilih dalam Muktamar II KAMMI di Yogyakarta dan direncanakan menjabat sampai tahun 2002. Periode ini menekankan pentingnya positioning strategis KAMMI di tengah pluralitas gerakan yang ingin mewarnai proses transisi di Indonesia. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, akh Andi Rahmat menyatakan mundur dari jabatannya pada bulan Maret 2001.
Menyikapi hal tersebut, Badan Permusyawaratan (BP) KAMMI Pusat berinisiatif untuk menyelenggarakan Muktamar Luar Biasa (MLB) KAMMI di Bandung pada tanggal 20-22 April 2001. Muktamar tersebut memutuskan untuk merubah sistem kepemimpinan terpusat menjadi sistem kepemimpinan kolektif, yang akhirnya memilih sembilan orang sebagai anggota Pimpinan Pusat (PP) KAMMI, yakni:
  • Akbar Zulfakar (Ketua Umum);
  • Purwoko Kurniawan (Ketua Kaderisasi);
  • Muhammad Badaruddin (Ketua Kastrat);
  • Elvis Bakri (Ketua Teritorial/KT I);
  • Ach. Fauzi I. (KT-II);
  • Supriyadi (KT-III);
  • Hermawan (KT-IV);
  • Suparmono (KT-V); dan
  • Yusran (KT-VI).
Muktamar III Lampung tanggal 1-9 September 2002 memutuskan untuk memilih:
  • Muhammad Hermawan, S.Si sebagai Ketua Umum dan
  • Fahmi Rusdi, LC sebagai Sekretaris Jendral,
Selain itu juga dipilih anggota Pimpinan Pusat (PP) KAMMI, yakni
  • Marwansyah (Ketua Teritorial/KT I);
  • Febriansyah (KT-II);
  • Yuli Widi Astono (KT-III);
  • Teguh, ST (KT-IV);
  • Imron Rosyadi (KT-V); dan
  • M. Dwi Tanjuri(KT-VI),
  • Jauhari (KT-VII).
Prinsip Gerakan Kammi
1. Kemenangan Islam adalah jiwa perjuangan KAMMI
2. Kebathilan adalah musuh abadi KAMMI
3. Solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI
4. Perbaikan adalah tradisi perjungan KAMMI
5. Kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI
6. Persaudaraan adalah watak muamalah KAMMI
Kredo Gerakan
1. Kami adalah orang-orang yang berpikir dan berkendak merdeka. Tidak ada satu orang pun yang bisa memaksa kami bertindak. Kami hanya bertindak atas dasar pemahaman, bukan taklid, serta atas dasar keikhlasan, bukan mencari pujian atau kedudukan.
2. Kami adalah orang-orang pemberani. Hanyalah Allah yang kami takuti. Tidak ada satu makhluk pun yang bisa menggentarkan hati kami, atau membuat kami tertunduk apalagi takluk kepadanya. Tiada yang kami takuti, kecuali ketakutan kepada selain-Nya.
3. Kami adalah para petarung sejati. Atas nama al-haq kami bertempur, sampai tidak ada lagi fitnah di muka bumi ini. Kami bukan golongan orang yang melarikan diri dari medan pertempuran atau orang-orang yang enggan pergi berjihad. Kami akan memenangkan setiap pertarungan dengan menegakkan prinsip-prinsip Islam.
4. Kami adalah penghitung risiko yang cermat, tetapi kami bukanlah orang-orang yang takut mengambil risiko. Syahid adalah kemuliaan dan cita-cita tertinggi kami. Kami adalah para perindu surga. Kami akan menyebarkan aromanya di dalam kehidupan keseharian kami kepada suasana lingkungan kami. Hari-hari kami senantiasa dihiasi dengan tilawah, dzikir, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, diskusi-diskusi yang bermanfaat dan jauh dari kesia-siaan, serta kerja-kerja yang konkret bagi perbaikan masyarakat.Kami adalah putra-putri kandung dakwah, akan beredar bersama dakwah ini ke mana pun perginya, menjadi pembangunnya yang paling tekun, menjadi penyebarnya yang paling agresif, serta penegaknya yang paling kokoh.
5. Kami adalah orang-orang yang senantiasa menyiapkan diri untuk masa depan Islam. Kami bukanlah orang yang suka berleha-leha, minimalis dan loyo. Kami senantiasa bertebaran di dalam kehidupan, melakukan eksperimen yang terencana, dan kami adalah orang-orang progressif yang bebas dari kejumudan, karena kami memandang bahwa kehidupan ini adalah tempat untuk belajar, agar kami dan para penerus kami menjadi perebut kemenangan yang hanya akan kami persembahkan untuk Islam.
6. Kami adalah ilmuwan yang tajam analisisnya, pemuda yang kritis terhadap kebatilan, politisi yang piawai mengalahkan muslihat musuh dan yang piawai dalam memperjuangkan kepentingan umat, seorang pejuang di siang hari dan rahib di malam hari, pemimpin yang bermoral, teguh pada prinsip dan mampu mentransformasikan masyarakat, guru yang mampu memberikan kepahaman dan teladan, sahabat yang tulus dan penuh kasih sayang, relawan yang mampu memecahkan masalah sosial, warga yang ramah kepada masyarakatnya dan responsif terhadap masalah mereka, manajer yang efektif dan efisien, prajurit yang gagah berani dan pintar bersiasat, prajurit, diplomat yang terampil berdialog, piawai berwacana, luas pergaulannya, percaya diri yang tinggi, semangat yang berkobar tinggi.


Jaringan KAMMI

Sampai saat ini KAMMI terdiri dari 42 KAMMI Daerah di 29 propinsi di Indonesia dan 3 KAMMI Luar Negeri di 2 negara.
Sedangkan 3 KAMMI Luar Negeri adalah: JepangTimur Tengah dan Jerman (Eropa)