Kamis, 17 Mei 2012

Dakwah itu Indah


"Untukmu Yang Bergerak di Jalan Dakwah"



·
Jalan dakwah tidak ditaburi bunga-bunga yang harum baunya, tetapi merupakan jalan yang panjang dan penuh kesulitan. Sebab, antara yang haq dan yang batil ada pertentangan nyata. Dakwah memerlukan kesabaran dan ketekunan dalam memikul beban berat. Dakwah memerlukan kemurahan hati, kedermawanan dan pengorbanan tanpa mengharap hasil yang segera, tanpa putus asa dan putus harapan. Yang diperlukan ialah usaha dan kerja yang terus menerus dan hasilnya terserah kepada Allah, sesuai waktu yang dikehendaki-Nya. Mungkin aktifis dakwah tidak melihat hasil dan buah dakwah di dalam hidup dunia ini. Kita hanya diperintah beramal dan berikhtiar, tidak diperintah melihat hasil dan buahnya.


Sebaliknya, aktifis dakwah di jalan Allah akan menemui berbagai gangguan dan penyiksaan dari golongan taghut serta musuh-musuh Allah yang ingin menghapuskan mereka, memusnahkan dakwah mereka, atau menghalangi mereka dari jalan Allah. Itu adalah persoalan biasa yang telah berulang kali terjadi di masa silam dan akan terus terjadi di masa yang akan datang. Semuanya didorong oleh ketakutan para taghut. Mereka takut kekuasaannya yang berdiri di atas kebathilan akan musnah jika yang haq bangun dan bergerak menghapus kebathilan.

 

Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Kami melontarkan yang haq kepada yang bathil, lalu yang haq itu menghancurkannya, maka serta merta yang bathil itu lenyap." (QS. Al-Anbiya' : 18)

Dalam menggalakkan terkaman dan cengkraman kuku besi mereka ke atas dakwah al-haq dan para pendukungnya, mereka terlebih dulu akan menciptakan berbagai tuduhan yang keji dan penuh kedustaan. Tuduhan-tuduhan jahat dan dusta itu kemudian dilemparkan kepada para pendukung dakwah. Mereka gambarkan kepada manusia bahwa para pendukung dakwah itu adalah musuh bangsa dan rakyat, supaya orang-orang bangun menentang mereka seperti apa yang dilakukan oleh Fir'aun dan para pembesarnya terhadap Musa.

Firman Allah:
"Dan berkatalah Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir ia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi" (QS. Al-Mukmin : 26)

Demikianlah sikap Fir'aun, pembesar dan pengikutnya baik Fir'aun kuno maupun Fir'aun modern. Nabi Musa dituduh sebagai perusak dan Fir'aun dianggap sebagai pembela bangsa dan pemelihara kepentingannya.
[Sumber: Fiqhud Dakwah, karya Syaikh Mustafa Masyhur]



Hendra Budiono
Ketum PK KAMMi IAIN SU

Semangat Muslim Negarawan



Mendahsyatkan Semangat Kaderisasi





“…dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap TOTALITAS. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama dakwah dan dakwah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang-orang yang duduk. Lalu Allah SWT akan menganti mereka dengan generasi yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban berat dakwah ini…”
(Hasan Al-Bana)

Assalaamu’alaykum warahmatullah wabarakaatuh…
Bagaimana kabar ruhiyahmu… Akhi wa ukhti fillah…???
MANTAP…!!!!
LUAR BIASA…!!!
ALLAHU AKBAR..!!!!
Mengawali penyemangat dengan tulisan Hasan Al-Bana, TOTALITAS. Ya, dalam melakukan kaderisasi kita butuh totalitas yang tinggi. Melakukan segalanya dengan TOTAL. Tidak setengah hati atau dengan semangat yang sekadarnya saja. Bahkan, jika kalian hanya duduk dan bersantai sia-sia, maka kalian akan tergantikan dengan orang-orang yang lebih baik, yang siap menjalankan amanahnya dengan TOTAL.

Akhi wa Ukhti….
Dalam sebuah artikel seorang aktivis dakwah mengatakan: “Full Spirit adalah KADERISASI dan KADERISASI adalah Full Spirit. Inilah yang harus kita pahami sebagai penerus estafet dakwah. Kader dakwah adalah yang senantiasa menebar virus-virus semangat, tak pernah letih dan henti menyemangati saudaranya, tak gentar barang sedetikpun dengan terpaan dan godaan melanda, karena kita adalah kader-kader dakwah, kader dakwah yang lebih memilih jalan yang licin dan terjal daripada jalan yang teduh dan lapang, demi tercapainya tujuan mulia kita, meraih keridhaan di sisi-Nya.”

Seperti perkataan Hasan al-Banna, “Ruhani yang menyala ibarat gardu listrik yang akan memberikan aliran listrik di sekitarnya.” Itulah ruhani yang seharusnya dimiliki oleh seorang aktivis dakwah dalam melakukan kaderisasi, membentuk kepribadian penerus estafet dakwah ini. Mengulas penjelasan sebelumnya bahwa kaderisasi harus dilakukan dengan TOTALITAS, FULL SPIRIT, dan dengan RUHANI yang MENYALA, agar dapat membentuk kader-kader dakwah yang unggul, yang siap meneruskan perjalanan dakwah ini.

“…kewajiban kalian sangat banyak, tanggung jawab kalian sangat besar, hak umat yang harus kalian tunaikan semakin berlipat, dan amanah yang terpikul di pundak semakin berat. Karena itu, kalian harus berpikir panjang, beramal banyak, menentukan sikap, maju untuk menjadi penyelamat, dan menunaikan hak-hak umat dari pemuda dengan sempurna.” (Risalah Hasan Al-Bana: Ilaa Asy-Syabaab)
Wahai para pejuang dakwah, tugas kita amat sangatlah berat, dakwah ini tidak pernah butuh orang-orang lemah dalam mengemban amanahnya. Sudah banyak saudara kita yang dulu dengan sabar membimbing dan tak hentinya menyemangati kita melewati masa-masa yang serba sulit diterpa cobaan mendera, kini mereka telah berjatuhan di jalan ini, tidakkah sekarang antum antunna lelah? Di depan sana cobaan akan jauh lebih berat dan bersiap menguji komitmen kita kembali.

Sekolah, tugas, ulangan, jangan dijadikan sebagai alasan atas macetnya alur kaderisasi yang antum dan antunna lakukan. Jadikan itu sebagai tantangan, karena semakin sibuknya kita, maka semakin kita akan menghargai waktu yang diberikan. Dan kesempatan untuk belajar manajemen waktu, tidak akan didapatkan kecuali oleh orang-orang yang setiap harinya disibukkan dengan banyak aktivitas. Bersyukurlah, karena kalian mendapatkan kesempatan emas itu. Wahai penerus risalah dakwah38.. “… jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.S Muhammad : 7)

“Tetapi, siapa yang akan kita kader??” “Bingung, SDMnya sangat sedikit.” Mungkin, masih banyak pertanyaan yang ada dalam benak kalian. Tetapi, janganlah kalian terjebak dalam masalah. Bepikirlah“Out of Box”. Jadilah problem solver, bukan sekadar problem thinker atau problem speaker. Jadikan masalah sebagai bahan bakar untuk memacu semangat kita untuk lebih bekerja keras, cerdas dan ikhlas dalam melakukan kaderisasi. Lihatlah semua peluang yang ada. Banyak adik-adik kelas kita yang sangat berpotensi untuk menjadi kader dakwah. Hanya saja kita belum menyadarinya. Oleh karena itu, bangkitlah wahai pejuang tangguh…!!!

“…dakwah berkembang di tangan orang-orang yang memiliki militansi, semangat juang yang tak pernah pudar. Ajaran yang mereka bawa bertahan melebihi usia mereka. Boleh jadi usia para mujahid pembawa misi dakwah tersebut tidak panjang, tetapi cita-cita, semangat dan ajaran yang mereka bawa tetap hidup sepeninggal mereka….” (Ust.Rahmat Abdullah)
Mengambil filosofi pohon pisang.”Takkan mati sebelum berbuah, takkan pergi sebelum beranak.”  Itulah yang harus ada dalam diri seorang aktivis dakwah. Selalu ada kontribusi dan selalu melakukan kaderisasi untuk membentuk pejuang dakwah selanjutnya. Menjadikan rekrutmen sebagai gaya hidupnya.

Wahai pelaku sejarah dakwah38… “sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain” (Q.S Al-Insyirah:6-7)
Kesulitan yang kalian hadapi adalah bayaran awal dari berbagai kemudahan yang akan kalian terima nanti. Rintangan dalam mengkader adalah batu loncatan kalian untuk menjadi lebih tangguh dalam dakwah ini. Senantiasa berdoalah kepada Allah setelah urusan dunia kalian selesai. Dan jangan lupa untuk mengisi ruhani dan tetap dalam tarbiyah. Karena tidak mungkin bagi seseorang yang ingin mengkader orang lain untuk masuk dalam barisan dakwah, tetapi ruhani dan tarbiyahnya rusak. Hatinya kosong tak bermuatan. Dan bagaimana mereka bisa menebarkan muatan-muatan dakwah kepada yang lain jika dirinya sendiri tidak memiliki muatan??
Tanamkan komitmen ini..

Jika ada seribu orang yang berjuang di jalan Allah maka salah satunya adalah akuJika ada seratus orang berjuang di jalan Allah maka salah satunya adalah akuJika ada sepuluh orang berjuang di jalan Allah maka salah satunya adalah akujika hanya ada satu orang yang berjuang di jalan Allah maka itu adalah akudan jika tidak ada satupun yang berjuang di jalan Allah maka syahidku di dalamnya.
“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.” (Ust. Rahmat Abdullah)
Dakwah tidaklah butuh kita tetapi kitalah yang butuh dakwah. Berdirilah akhi, berdirilah ukhti, ketika yang lain masih terduduk, berjalanlah ketika yang lain baru berdiri, dan larilah sekencang kuda perang ketika yang lain hendak berjalan. Itulah KADERISASI.



Hendra Budiono 
Ketum PK KAMMI IAIN SU